Ah, suatu malam di tahun awal tahun 90an. Si gadis kecil yang cerewetnya minta ampun ini baru saja bisa nulis lancar. Dia memang pandai baca bahkan waktu masih di TK. Jangan salah, dia baca koran loh. Malam itu, habis ngaji dengan ibunya, mereka duduk berdua di ruang tamu sebuah rumah kontrakan. Kemudian sang ibu mengambil kertas, sebuah pensil dan menyoodorkannya kepada si gadis kecil. Kirim surat ke abah. Sebuah kebiasaan baru, seiring dengan kemampuan menulis cakar ayam si gadis.
Di lembar akhirnya selalu dia tuliskan: Abah jangan lupa belikan buah kurma yang banyak. Kemudian sang ibu akan dengan sabar melampirkan surat itu ke dalam suratnya sendiri. Menjelang hari raya adalah saat ayng membahagiaan baginya. Baju baru tentu, dengan buah kurma yang selalu dinantinya. Tak jarang hanya angan, tapi akan terobati karena euphoria hari raya. Dalam kerinduannya, gadis kecil itu akan tidur lelap dengan sarung sang abah pujaannya di bawah bantal. Konon kata sang ibu, sesudah dia dewasa, itu akan menyambungkan kalian berdua. Dan itulah yang masih berlaku sampai sekarang...
Ibuk, salam takzimku anakmu.. Si gadis kecil yang dalam kandunganmu buat ulah waktu test jadi PNS. Si gadis kecil yang badung sampai kecebur sumur waktu minggu pagi selepas pengajian. Si gadis kecil yang selalu menyusahkanmu dengan berbagai macam persoalannya. Si gadis kecil yang sesungguhnya sangat rindu padamu. Si gadis kecil yang angkuh, yang bahkan sampai sekarang tak pernah menyatakan cintanya padamu. Si gadis kecil yang suka keluyuran, yang membuat hatimu tak pernah tenang, bahkan sampai sekarang. Si gadis kecil yang selalu bilang: pending buk.. saat disuruh...
Berjuta limpahan rindu buat ibu..
PETERNAK KENARI CILIK
12 years ago
No comments:
Post a Comment