Saturday, December 20, 2008

ketika ku tinggalkan dia

Stasiun kereta api itu masih lengang. Sepi dan hitam karena usia. Memendam segala kenangan sedihku dengannya. Sore itu, sebuah sore yang panas, entah karena terik mentari atau karena panasnya hatiku, kuusap peluh yang mulai basahi kening. Hh... lama aku tunggu kereta sore, jadwalnya jam 16.30. Tapi.. skarang masih 16.00. Penantian, hh.. selalu terasa lebih lama dari waktu sebenar.
Lamunanku melambung ke arah langit yang berwarna hitam, membayangkan peristiwa bertahun lalu. Di depan stasiun inilah, kutinggalkan dia, tanpa kata, tanpa jabat tangan, atau apapun.. Di stasiun inilah, puncak dari segala kemarahanku pada diriku sendiri, yang tak mampu menerima kenyataan tentang sulitnya memahami hati seseorang. Hanya tatapan kosong sore itu, dalam jam yang sama, bertahun yg lalu.. Kulepas dia dengan basmallah.. Allah bersamamu sahabatku, Allah menyayangimu.. Kulepas dia dengan airmata yang sampai sekarang tak mampu keluar, dan takkan aku coba keluarkan sebelum aku tahu engkau baik2 saja. Selamat jalan sahabat, andai dulu aku mampu berkata banyak..ada banyak yang tak terungkap. Semoga kita dipertemukan kembali nanti, amien.. ku tatap punggungnya berlalu dari hadapanku.. lalu lenyap... tertelan sibuknya sebuah stasiun tua..
Tingtingtingting.... Bel kereta membuyarkan lamunanku. Hh.. waktunya berangkat lagih. Bismillah...

No comments:

Post a Comment

In a nut shell

Jika Allah yang menolong kamu, maka tiadalah yang dapat mengalahkanmu, jika Allah membiarkan kamu (tidak menolongmu)maka siapakah yang dapat menolong kamu selain Allah. -Ali Imran 160