Saturday, December 20, 2008

surat2 seorang sahabat

Surat2 ini biasa kutemukan di bawah rimbunan bunga yang ada di sepanjang jalan bawah blok rumah. Tempat yang sudah aku sepakati dengan dia..
Dia berusia sedikit diatasku. Bersuami satu (iyalah, mana boleh poliandri), beranak dua. Bekerja di Singapura karena faktor ketidakharmonisan keluarga. Ceritanya berawal dari perkenalannya dengan teman kuliahnya, yang sampai akhirnya menjadi suaminya. Kemudian setelah lulus kuliah, dia menjadi tenaga guru tidak tetap di salah satu SD di Malang. Oh ya, dia kuliah di Unmer Malang.
Pernikahan mereka berjalan dengan baik meskipun tanpa restu orang tua, karena kononnya dia dijodohkan dengan pria lain sebelumnya, namun karena cinta dia memilih temannya tersebut. Kehidupan yang cukup baik mereka jalani meskipun masih ikut orang tua, sampai akhirnya suaminya jatuh cinta lagi dengan wanita lain yang kononnya asli Ponorogo. Setiap malam suaminya akan pergi ke kafe denagn wanita idaman barunya tersebut dan pulang dalam keadaan mabuk.
Setelah setahun begitu terus akhirnya dia tak mampu lagi menahannya. Dia mencoba segala cara untuk menyadarkan suaminya, namun apa daya, nasib berkata lain. Sang suami tak berubah juga. Kemarahan, kekecewaan membawanya pergi ke negara ini, Singapore, dengan harapan baru, semangat baru.
Sang suami mengaku salah, sadar, dan ingin berubah. Kemudian dia mulai mengirimkan uang, untuk anak2, untuk suami dia.vNamun, harapan akan berubahnya sang suami padam setelah setahun dia di sini. Sang suami kembali lagi ke pelukan wanita lain. Melayanglah tuntutan cerai pd suaminya sebulan yang lalu. Namun skali lagi, nasib kurang baik menyertai sahabatku, tuntutan itu tidak bisa dikabulkan. Sang suami menolak perceraian dengan keputusan anak2 ikut ibunya. Sang suami mengklaim bahwa dia ibu yang tidak bertanggung jawab karena terbukti meninggalkan anak2 sekian lama. Namun sahabatku tak mampu memberikan bukti perselingkuhan suaminya.
Sekarang, hanya harapan dan do'a yang dia lakukan untuk menyadarkan suaminya, untuk mengembalikan anak2nya yang mulai berpikiran ibunya jahat dan marah2 ditelepon. Hanya harapan dan do'a dalam tahajjud yang dilakukkannya di toilet setiap malam, karena larangan beribadah oleh sang majikan. Dalam surah yasin yang dia selipkan diantara baju2 dalamnya, dalam setiap sujudnya...
Sahabat.. sesungguhnya Dia Maha mendengar, Dia tak memandang toilet sebagai tempat sujudmu.. dia memandangmu sebagai hamba yang meminta pertolongan..Sahabat.. kamu tak sendiri..

No comments:

Post a Comment

In a nut shell

Jika Allah yang menolong kamu, maka tiadalah yang dapat mengalahkanmu, jika Allah membiarkan kamu (tidak menolongmu)maka siapakah yang dapat menolong kamu selain Allah. -Ali Imran 160