Saturday, December 20, 2008

Jalan suromenggolo, ealah..

Pagi2. dari milist sebelah, smazagroup tentunya. Cuplikan dikit banyak kiriman dari seorang kakang yang peduli:
"Jalan Suromenggolo, Tempat Nagbuburit Kawula Muda Ponorogo"
Suara Suitan Tetap Terdengar, Deru Gas Menghilang
Anak muda di Ponorogo memiliki kebiasaan sendiri menunggu adzan Maghrib bulan Ramadan tiba. Mereka berkumpul di jalan double U Suromenggolo. Apa saja keasyikan kongkow-kongkow di jalan itu?
HADI WINARSO, Ponorogo
------------
ANGIN sore berhembus semilir. Sepanjang mata memandang, deretan warung makanan dan minuman berdiri berjajar. Pemandangan kian beragam lantaran banyak kendaraan hilir mudik di situ.� Mulai sepeda angin, motor sampai mobil berbagai jenis dan merk. Pengendaranya juga beragam. Namun, kebanyakan adalah kalangan anak muda, laki-laki dan perempuan.
Berawal mengitari jalan tembus dari Jalan Pramuka ke Ir Juanda, ular-ularan kendaraan itu satu demi satu mulai menepi. Tak pelak, tepi sisi timur dan barat jalan akhirnya nyaris tertutup kendaraan parkir. Anak muda itu pun bergerombol membentuk kelompok. Sendau-gurau lalu pecah. ''Suit-suit, '' siulan kerap kali terdengar dari kerumunan anak muda ini tatkala melihat lawan jenis yang sebaya dengananya melintas naik motor.
''Kalau hanya bersiul kan tidak membatalkan puasa,'' kilah seorang di antaranya ketika temannya mengingatkan bahwa bulan ini adalah Ramadan.
Ada keasyikan tergambar saat mereka bercengkerama. Kongkow di Jalan Suromenggolo seakan menjadi acara wajib setiap petang menjelang Maghrib selama Ramadan. ''Tak terasa waktunya buka puasa tiba-tiba datang,'' ungkap Hafid, ABG (anak baru gede) asal Sambit.
Dia mengaku selalu menyempatkan diri dolan ke Jalan Baru -sebutan lain Jalan Suromenggolo- -saban sore. Kebiasan yang sama juga dilakukan kebanyakan anak muda lainnya. Bagi yang berpacaran, sengaja berdua berkunjung ke Jalan Baru. Kendati kadang sekadar berboncengan motor melintasi jalan tembus itu. Menjelang petang, mereka berhamburan pulang untuk menyantap hidangan buka puasa di rumah.
Yang menarik, adat seperti itu juga diulang malam hari. Mereka begadang di warung-warung tenda yang menjamur di situ. Datang secara bergelombang hingga tak pernah sepi pengunjung. Jalan Suromenggolo baru berangsur sepi menjelang waktu sahur. ''Rasanya kalau nggak ngopi ke sini, hidup belum terasa lengkap,'' dalih Dika, tinggal di perumahan tak jauh dari kota.
Sepanjang Ramadan, anak muda di Ponorogo juga mulai santun memanfaatkan penggal Jalan Suromenggolo. Sekarang jarang terdengar raungan mesin motor yang menandakan tengah berlangsung balapan liar. ''Jarang ada balapan, makanya tak terlihat polisi berjaga-jaga sekarang,'' kata seorang pemilik warung.
Sebagian warga yang lain menilai pemandangan di Jalan Baru mulai monoton. Deretan warung yang ada masih saja seperti itu sejak bertahun-tahun lalu. Sama sekali tidak tersentuh penataan. Padahal, bentang jalan yang ada tak kalah panjangnya dengan Malioboro di Jogja sekali pun. ''Marilah mulai dipikirkan menata jalan baru,'' ungkap sekelompok warga mengandaikan suasana jalan yang sudah tertata.
Ide membebaskan Jalan Baru bebas sehari dari asap kendaraan bermotor, selama ini belum pernah tercetus. Kalau saja pengguna jalan yang ada semuanya berjalan kaki sembari berbelanja penganan, pakaian serta barang pernak-pernik lainnya di kaki lima. ''Akan menjadi daya tarik dan potensi ekonomi tersendiri,' ' angan yang lain.
Yang terang, kini sudah kekhawatiran lain dari sejumlah orang tua terhadap munculnya adab baru di Jalan Baru. Sebab, tak jarang ditemui anak perempuan berdandan seronok mangkal di warung tenda. Mereka khawatir muncul warung remang-remang layaknya di beberapa kota besar. ''Kalau sudah begitu, arahnya pasti ke pergaulan bebas. Ingat di Solo dengan warung angkringnya yang terkenal ada ciblek (cilik-cilik iso dikablek, red).'' ***(sad
Hihihi.. jadi, uklam2 pake sepeda ontel udah gak jaman lagi yah..?

Oh ya, buat rekan2 yang berada di kursi pemkab Ponorogo atau pihak yang merasa peduli dan mulai jengah dengan kondisi jalan baru tersebut, bisa pikirkan ide ini. Mungkin terkesan nyleneh, tapi kalo bener kenapa enggak?? Jare wong tuwa, nek wes jodho ra kurang madya..hahaha..
Gini nich, kalo selama bulan puasa mereka berkumpul disana dengan wheng2an asap kendaraannya, gimana kalau sekalian kita kumpulkan generasi muda kita tiap sore. Dari pada mereka datang tak diundang pergi nyelonong, kan mending kita UNDANG mereka! Hadirkan ustadz yang masih muda, kritis dan tentunya peduli terhadap generasi mudanya. Mau panggil Gus2 dari pondok mana terserah, yang penting peduli dan berniat membangun secara positif terhadap keadaan _jalan suromenggolo_ tersebut. Letaknya yang strategis di kota, jalannya yang puanjang (sebagai jalan tembusan itu jalan lebih dari bagus men!lebar lagi! sampai2 gak usah dikasi tulisan ngebut benjut..)
Undangan ini tidak sekedar undangan. Mereka diundang untuk dengarkan ceramah, istilahnya kultim (kuliah tiga puluh menit). Jadi sediakan mimbar kacangan aja boleh, asal bisa dilihat dan di dengar dari jarak sepanjang jalan tersebut. Oh ya, jangan lupa tutup jalan itu dari kendaraan selain para audiences ceramah.
Setelah adzan hampir berkumandang, mereka buyar khan?
NAH, ISYA'NYA kita bisa buat tarawih bersama di sepanjang jalan itu. Biar masjid Jami' ramai orang, biar alun2 ramai pedagang. Jalan suromenggolo bisa di isi dzikir dan do'a men.. Tinggal sediakan alas terpal (jangan yang bekas jemur gabah, guatel kabeh ngko!), atau mereka bisa bawa alas sendiri2..
Pertanyaannya? Parkir??alah.. gedung depan gedung kesenian, depan gedung olah raga (atau entah apa namanya lupa), kan banyak tempat. Kalau perlu, gak usah pake parkir, biar mereka dengerin ceramah sambil nyanggong di atas motor aja.
Pertanyaan keduanya?? Keamanan? Elehh dul2.. polisi kerjanya ngapainn?Sekalian tuh biar para aparat lebih bermoral dengerin ceramah sama anak2 muda.
Pertanyaan ke tiga?? Sapa yang mau tanggung jawab?? Healahh.. KAMU YANG BACA INI TULISAN!
Pertanyaan ke empat?? Gus mana yang mau ceramah? Kalo niat, manteb, kasih saya tanggal dan jamnya, insyaAllah saya bantu usahakan. (kikikik...)
Pertanyaan ke lima?? Siapa yang mau jadi imam di tempat seperti itu? Kalo niat, manteb, sudah ada yang confirm insyaAllah mau jadi imam.
Alah, kalian nih, dikasih ide malah banyak pertanyaan..mau baik enggak se?
Ok, bagi para pembaca yang mempunyai kontribusi di pemkab Ponorogo, atau yang memeng peduli dengan generasi muda Ponorogo, rencana kayak gini semoga jadi masukan. Ning ya dipikir tenanan, masak masukan2 terus, lama2 khan jenuh, kalo masukan banyak, tapi hewes2..bablass...sekedar wacana.
Semoga bermanfaat.. Afwan kalo ada yg nylekit.. kan udah tau, Tata MALAS kETAWA..

No comments:

Post a Comment

In a nut shell

Jika Allah yang menolong kamu, maka tiadalah yang dapat mengalahkanmu, jika Allah membiarkan kamu (tidak menolongmu)maka siapakah yang dapat menolong kamu selain Allah. -Ali Imran 160