Saturday, December 20, 2008

stop waiting for everything

Anna Louise..
Seorang remaja berusia 17 tahun sedang berjuang melawan maut di rumah sakit. Tiga minggu yang lalu dia mendapat kecelakaan dalam sebuah kecelakaan. Orang tuanya berada disampingnya 18 jam sehari. Di kamar itu juga berderet hadiah dari teman2nya, boneka teddy bear, karangan bunga(emangnya ada orang koma cium2 bunga), coklat, bahkan banyak kartu ucapan (of course bukan ucapan selamat jalan..) semoga cepat sembuh.
Adapted from Andrew Mattew's book.. being happy teen
Dari cuplikan cerita yg terlalu pendek diatas, kita bisa melihat betapa orang tua dan teman2 Anna memberikan perhatian yang begitu banyak terhadapAnna. Namun apakah harus kita berikan perhatian, semua hadiah, kartu ucapan, dan semuanya setelah Anna, orang yang kita sayangi berada dalam keadaan koma?
Kadang kita tak sadar bahwa kita selalu menunggu untuk melakukan hal yang pantas atau seharusnya kita lakukan, memberikan sesuatu yang seharusnya kita berikan. Ingat gak saat kita jatuh cinta? Kita menunggu saat yang tepat untuk menyatakan cinta kita pada sang pujaan hati. Ada diantara kita yang benar2 tepat waktunya dan diterima, ada yang tepat waktunya dan ditolak, ada pula yang berpikir bahwa waktunya sudah tepat, namun apa yang terjadi sungguh diluar dugaan..dia sudah bersama orang lain.. Lalu apa yang sebenarnya kita tunggu?cintanya apa patah hatinya..
Ada kalanya kita bersama seseorang yang kita cintai. Tapi, berhubung banyaknya kesibukan pekerjaan dan dibumbui dengan sedikit ego (kadang kita merasa rendah kalau harus memulai yg ini khan?), kita cuek bebek dengan orang yang sebenarnya kita cintai. Jangankan memanggilnya "Kang Mas.." atau "Ade.." kita malah memanggilnya" Jum!" (nama dia Jumilah) atau "Thir" (nama dia Fathir). Kadang ada diantara orang yg kita cintai merasa sakit hati karena kita, tapi kita asyik2 ajah.. Ketika saat itu datang, saat dimana dia harus meninggalkan kita untuk selamanya, kita baru sadar bahwa selama ini kita terlalu larut dalam ego. Yang ada hanya seonggok penyesalan, yang sudah tentu tidak berguna. Apa iyah orang yang dah pergi selamanya bisa dengar "Yang.. atau ade.. atau Kang Mas.." Halah!
Pernah juga kita berhadapan dengan pengemis. Apakah selalu kita kasih uang atau barang pada mereka? Alhamdulillah kalo iya. Kalo enggak, pasti banyak alasannya, salah satunya menunggu uang receh (percayalah, pengemis tuh dikasi 50 ribu lebih happy dari pada gopek!). Kita akan jawab: gak ada receh nih.. Lah kalo saja pengemis itu kita kasi 10 ribu, trus minta kembalian 9 ribu misalnya, kalo si pengemis punya, pasti dikasih.. Wong kita ikhlasnya 1000 rupiah ajah. Lagian pengemis maunya duit halal kok.. (inget gak: ikhlas bagi anda, halal bagi kami) Belum lagi kalo pengemisnya pake credit card, nyahok loe..
Ada lagi nich yg hobby menungu, bokap tiri n bokap asliKU sendiri.. Aku selalu melakukan kampanye anti rokok. Nah dua orang ini anehnya punya jawaban sama: Ntar kalo bapak/abah dah tuaan dikit berhenti kok.. OMG.. Tau gak usia mereka brapa, abahku hampir 50 tahun, bapakku udah 55 tahun, belum cukup tuakah untuk berhenti merokok.. Apa iyah mereka menunggu sakit (pdhal bpkku dah dapet tuh di paru2nya..), hhh.. heran juga akuh..
Kenapa kita harus menunggu berbuat baik, kalo kita bisa melakukannya sekarang?Mau berbuat baik?Mau berhenti merokok? Mau berhenti mo limo? Mulailah sekarang..Mau nyatakan cinta? Menikah? pinang dia sekarang..
Banyak orang bilang menungu ituh hal yang paling membosankan. Lima menit antri di loket rumah sakit umum ajah sudah mengumpat: Yah, Indonesia, kalo gini terus kapan bisa maju!?.. Malah kita menyalahkan Indonesia lagi, kayak kita bukan WNI ajah. Padahal kita sendiri orang yang sebenarnya hobby menunggu.. Mo kasi comment membangun? Tunggu apah lagi..?

No comments:

Post a Comment

In a nut shell

Jika Allah yang menolong kamu, maka tiadalah yang dapat mengalahkanmu, jika Allah membiarkan kamu (tidak menolongmu)maka siapakah yang dapat menolong kamu selain Allah. -Ali Imran 160